Ziddu.com bagi-bagi duit, Gratis...

Rabu, 07 Maret 2012

Teman yang Baik


Sayidina Ali bin Abi Thalib r.a. pernah meriwayatkan bahwa begitu seseorang meninggal dunia, ketika jenazahnya masih terbujur, diadakanlah “upacara perpisahan” di alam ruh. Pertama-tama ruh dihadapkan kepada seluruh kekayaan yang pernah dia miliki. Kemudian terjadi dialog diantara keduanya. ruh itu berkata kepada seluruh kekayaannya, “Dahulu aku bekerja keras untuk mengumpukan kamu, sehingga aku lalai dan lupa untuk mengabdi kepada Allah, bahkan sampai aku tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah. Sekarang apa yang akan kamu berikan sebagai bekal dalam perjalananku ini” Lalu harta kekayaan itu berkata, “ambilah dariku hanya untuk kain kafanmu.” Jadi hanya kain kafanlah harta yang dapat dibawa untuk bekal perjalan selanjutnya.

Sesudah itu si Ruh dihadapkan kepada seluruh keluarganya (anak-anak, suami atau isterinya), lalu berkata, “Dahulu aku mencintai kalian, menjaga dan merawat sepenuh hatiku. Begitu susah aku mengurus diri kalian, sampai aku lupa mengurus diriku sendiri. Sekarang apa yang kalian mau bekalkan kepadaku pada perjalanan menuju Allah ini?” Kemudian keluarganya mengatakan, “Kami antarkan kamu sampai ke kuburan.”

Setelah itu Ruh akan dijemput oleh mahluk jelmaan amalnya, kalau selama hidup ia banyak beramal saleh, maka dia akan dijemput oleh mahluk yang berwajah ceria dengan memancarkan cahaya dan aroma semerbak, yang jika dipandang akan menimbulkan kenikmatan yang tiada taranya. Sebaliknya, bila waktu hidup sering membangkang pada perintah Allah dan Rasul-Nya, maka si ruh akan dijemput oleh mahluk yang manakutkan, dengan bau yang teramat busuk. Mahluk jelmaan itu lalu mengajak ruh si mayat pergi. Bertanyalah si mayat, “siapakah anda ini sebenarnya? Saya tidak kenal dengan anda.” Mahluk itu kemudian menjawab, “Akulah jelmaan amalmu sewaktu hidup, dan aku akan selalu menemanimu dalam menempuh perjalanan panjang menuju Illahi.”

Coba Kita renungkan kisah ini, perjalanan panjang yang mau tidak mau harus kita jalani kelak, akan ditemani oleh seorang “teman abadi” yang sebenarnya kita pilih sendiri. Alangkah bahagianya bila “teman” ini menyenangkan, dan alangkah malangnya bila perjalanan jauh yang seolah-olah tak berujung ini, ditemani “teman” yang selalu membuat kita sengsara.
Rasulullah saw., berkata
Kebinasaan umatku ada dalam dua hal, yaitu meninggalkan ilmu dan mengumpulkan harta “

Tidak ada komentar:

Posting Komentar